Sabtu, 22 Januari 2011

SALMONELLA SHIGELLA

Salmonella adalah suatu genus bakteri enterobakteria gram-negatif berbentuk tongkat yang menyebabkan tifus, paratifus, dan penyakit foodborne. Spesies-spesies Salmonella dapat bergerak bebas dan menghasilkan hidrogen sulfida. Salmonella dinamai dari Daniel Edward Salmon, ahli patologi Amerika. walaupun sebenarnya rekannya Theobald Smith (yang terkenal akan hasilnya pada anafilaksis) yang pertama kali menemukan bakterium tahun 1885 pada tubuh babi.

Gambar. Salmonella Shigella.
PATOGENITAS
Salmonella adalah penyebab utama dari penyakit yang disebarkan melalui makanan (foodborne diseases). Pada umumnya, serotipe Salmonella menyebabkan penyakit pada organ pencernaan. Penyakit yang disebabkan oleh Salmonella disebut salmonellosis. Ciri-ciri orang yang mengalami salmonellosis adalah diare, keram perut, dan demam dalam waktu 8-72 jam setelah memakan makanan yang terkontaminasi oleh Salmonella. Gejala lainnya adalah demam, sakit kepala, mual dan muntah-muntah. Tiga serotipe utama dari jenis S. enterica adalah S. typhi, S. typhimurium, dan S. Enteritidis. S.typhi menyebabkan penyakit demam tifus (Typhoid fever), karena invasi bakteri ke dalam pembuluh darah dan gastroenteritis, yang disebabkan oleh keracunan makanan / intoksikasi. Gejala demam tifus meliputi demam, mual-mual, muntah dan kematian. S. typhi memiliki keunikan hanya menyerang manusia, dan tidak ada inang lain. Infeksi Salmonella dapat berakibat fatal kepada bayi, balita, ibu hamil dan kandungannya serta orang lanjut usia. Hal ini disebabkan karena kekebalan tubuh mereka yang menurun. Kontaminasi Salmonella dapat dicegah dengan mencuci tangan dan menjaga kebersihan makanan yang dikonsumsi.
MEDIA TUMBUH
Untuk menumbuhkan Salmonella dapat digunakan berbagai macam media, salah satunya adalah media Hektoen Enteric Agar (HEA). Media lain yang dapat digunakan adalah SS agar, bismuth sulfite agar, brilliant green agar, dan xylose-lisine-deoxycholate (XLD) agar. HEA merupakan media selektif-diferensial. Media ini tergolong selektif karena terdiri dari bile salt yang berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri gram positif dan beberapa gram negatif, sehingga diharapkan bakteri yang tumbuh hanya Salmonella. Media ini digolongkan menjadi media diferensial karena dapat membedakan bakteri Salmonella dengan bakteri lainnya dengan cara memberikan tiga jenis karbohidrat pada media, yaitu laktosa, glukosa, dan salisin, dengan komposisi laktosa yang paling tinggi. Salmonella tidak dapat memfermentasi laktosa, sehingga asam yang dihasilkan hanya sedikit karena hanya berasal dari fermentasi glukosa saja. Hal ini menyebabkan koloni Salmonella akan berwarna hijau-kebiruan karena asam yang dihasilkannya bereaksi dengan indikator yang ada pada media HEA, yaitu fuksin asam dan bromtimol blue.
MORFOLOGI
Bakteri berbentuk batang, tidak berspora, pada pewarnaan Gram bersifat negatif . Gram, ukuran 1 ± 3,5 um x 0,5 ± 0,8 um, besar koloni 2 ± 4 mm, mempunyai flagel peritrikh kecuali Salmonella pullorum dan Salmonella gallinarum.


STRUKTUR ANTIGEN

Seperti Enterobacteriaceae lain, salmonella memiliki beberapa antigen O (dari keseluruhan yang berjumlah lebih dari 60) dan antigen H yang berbeda pada salah satuatau kedua fase. Beberapa salmonella mempunyai antigen simpai (K), yang disebut Vi,yang dapat mengganggu aglutinasi melalui antiserum o. Antigen ini dihubungkan dengan sifat invasif yang dimilikinya. Tes aglutinasi dengan antiserum serapan untuk O dan Hyang berbeda merupakan dasar untuk klasifikasi salmonella secara serologi.

SIFAT PERTUMBUHAN

Bakteri tumbuh pada suasana aerob dan fakultatif anerob, pada suhu 15 ± 41 oC (suhu pertumbuhan optimum 37 oC dan pH pertumbuhan 6 ± 8. Pada umumnya isolat bakteri
Salmonella dikenal dengan sifat-sifat : gerak positif, reaksi fermentasi terhadap manitol dan sorbitol positif dan memberikan reaksi negatif pada reaksi indol, Dnase,fenilalanin deaminase, urease, Voges Proskauer, reaksi fermentasi terhadap sukrosa,laktosa, adonitol serta tidak tumbuh dalam larutan KCN. Sebagian besar Salmonella mengahasilkan H2S. Pembentukan H2S ini bervariasi,Salmonella typhi Hanya membentuk sedikit H2S dan tidak membentuk gas pada fermentasi glukosa. Pada agar SS,Endo, EMB dan Mac Conkey koloni kuman berbentuk bulat, kecil dan tidak berwarna.





Gambar. Koloni Salmonella sp. Pada SS Agar.

Jumat, 21 Januari 2011

Mewaspadai Bakteri Patogen

Sumber: www.AnneAhira.com

Menurut fungsinya, ada dua macam jenis bakteri. Pertama, bakteri yang menguntungkan bagi manusia, contohnya Streptococcus lactis penghasil mentega dari susu dan Bacillus brevis yang menghasilkan antibiotik terotrisin. Kedua, bakteri yang merugikan bagi manusia. Salah satu himpunan bakteri yang merugikan adalah bakteri patogen.


Berdasarkan definisi umum, bakteri patogen berarti jenis bakteri merugikan yang menimbulkan berbagai macam penyakit, baik untuk tubuh manusia, tumbuhan, maupun hewan. Bakteri patogen dibagi menjadi dua kelompok besar.



  1. Bakteri patogen intraseluler yang hanya menyebabkan penyakit bila masuk ke dalam tubuh makhluk hidup. Contohnya, Mycobacterium tuberculosis, bakteri yang menjadi penyebab penyakit TBC.

  2. Bakteri kondisional. Bakteri patogen ini bisa menimbulkan penyakit dalam keadaan tertentu. Bakteri kondisional umumnya mengambil keuntungan dari kelemahan yang diderita makhluk hidup, misalnya luka yang menganga atau kondisi kekebalan tubuh yang sedang menurun. Bakteri patogen kondisional biasanya tersebar dengan mudah melalui benda-benda yang dipakai bersama-sama. Misalnya, pegangan pintu, tombol elevator, serta pegangan kursi ataupun meja. Contoh bakteri kondisional adalah Haemophilus influenza, penyebab penyakit influenza pada manusia.


Contoh Bakteri Patogen


Ada ribuan spesies bakteri patogen yang tersebar di alam. Berikut ini adalah beberapa contoh bakteri patogen.


1. Bakteri Genus Salmonella


Bakteri ini bersifat patogen pada manusia dan hewan. Salmonella menyebabkan demam serta peradangan pada lambung dan usus. Ada sekitar 200 spesies Salmonella. Salah satu spesies yang paling populer sebagai patogen adalah Salmonella typhosa, bakteri penyebab penyakit tifus pada manusia. Bakteri ini banyak dijumpai pada air mentah atau makanan yang kurang matang pemasakannya.


2. Bakteri Genus Staphylococcus


Memang ada beberapa bakteri genus Staphylococcus yang menguntungkan bagi manusia sebagai penghasil asam laktat. Namun, di sisi lain, ada pula genus Staphylococcus yang bersifat patogen. Salah satunya adalah Staphylococcus aureus.


Bakteri ini mampu menghasilkan enterotoksin yang bisa menginfeksi rongga hidung, telinga, kulit, tenggorokan, dan saluran pencernaan manusia. Staphylococcus aureus berpotensi besar terdapat pada makanan yang dinikmati dengan mentah, seperti sayuran dan buah yang disiapkan dengan tangan.


3. Bakteri Genus Vibrio


Disebut dengan vibrio karena bakteri ini berbentuk melengkung seperti ginjal. Sebagian besar genus bakteri ini bisa dijumpai di perairan, baik air tawar maupun air laut. Oleh karena itulah, genus Vibrio biasanya menjadi patogen dalam budidaya ikan dan udang.


Beberapa spesies Vibrio yang menimbulkan penyakit adalah Vibrio cholerae penyebab penyakit kolera, Vibrio parahaemolyticus, dan Vibrio vulvinicus. Ketiganya dapat berpotensi untuk menginfeksi manusia.


4. Genus Shigella


Identik dengan Salmonella, Shigella juga menginfeksi lambung dan usus. Spesies Shigella yang paling dikenal adalah Shigella disentriae. Bakteri ini merupakan penyebab shigellosis atau penyakit disentri.


5. Genus Pseudomonas


Memang tidak semua genus Pseudomonas bersifat patogen. Salah satu yang cukup berbahaya adalah Pseudomonas cocovenenans. Bakteri ini mampu menghasilkan toksoflavin. Racun ini dapat dijumpai pada bahan makanan tempe bongkrek yang berbahan baku utama ampas kelapa.


6. Genus Clostridium


Selain Clostridium tetani, penyebab penyakit tetanus, genus ini memiliki satu spesies yang sangat mematikan, yaitu Clostiridium botulinum. Bakteri ini merupakan bahaya terbesar dalam makanan kaleng. Racun botulinin yang dikeluarkan bakteri tersebut sangat membahayakan kesehatan manusia.


Ciri-ciri keracunan botulinin adalah tenggorokan yang terasa kaku hingga sukar bernapas, mata berkunang-kunang, hingga kejang-kejang yang menyebabkan kematian. Oleh karena itu, berhati-hatilah bagi Anda yang mengonsumsi makanan kaleng, periksa kemasan makanan tersebut. Jangan sampai rusak atau bocor.


Selain beberapa contoh tersebut, ada beberapa spesies bakteri patogen lainnya. Yaitu, Diplococcus pneumoniae, penyebab penyakit pneumonia atau radang paru-paru; Neiseria meningitis, penyebab meningitis atau radang selaput otak; Neiseria gonorrhoeae, penyebab penyakit gonorrhoe atau kencing nanah; Treponema pallidum penyebab sifilis atau raja singa; dan Mycobacterium leprae penyebab lepra atau kusta.


Waspadai bakteri patogen dengan menjaga pola makan yang sehat dan mengoptimalkan kondisi tubuh Anda.

Jumat, 26 November 2010

TEKNIK-TEKNIK DALAM SEROLOGI GOLONGAN DARAH
Teknik berikut digunakan. Ini mempercayakan identifikasi visual atau secara mikroskopis aglutinasi sel darah merah.
1. Aglutinasi larutan garam, ini penting dalam mendeteksi antibodi dingin (terutama IgM) pada suhu kamar dan 40C. Antibodi sering diterangkan sebagai larutan garam, atau aglutinin tidak lengkap.
2. Pembuatan koloid. Abumin, polifinilpirorrd on.
3. Pemberian enzim sel darah merah, misalnya papain, bromelin, ficin.
4. Saling berkekuatan ion rendah ( LISS = low ionic strength saline ).
Penggunaan kolid, enzim atau LISS mengubah media suspensi sel darah merah maupun permukaan sel darah merah, dan memungkinkan sel bergumpal lebih dekat. Ini mempermudah aglutinasi oleh banyak antibodi IgG ( atau IgA ), yang tak dapat menghasilkan aglutinasi dalam suspensi sel darah merah dalam air garam.
Pada kasus rhesus D, standar antibodi internasiaonal telah disediakan dan mungkin menghitung jumlah antibodi yang terdapat dalam serum. Ini mempunyai nilai klinis dalam penatalaksanaan wanita hamil pada kasus hemolitik bayi baru lahir.
5. Tes Combs
Ini merupakan tes fundamental dan digunakan luas pada serologi golongan darah maupun
Imunologi umum. AHG ( Anti Human Globulin ) dapat dihasilkan pada berbagai hewan ( misalnya kelinci dan kuda ) setelah penyuntikan globulin manusia atau komplemen yang dimurnikan atau imunoglobulin spesifik ( misalnya IgG, IgA, IgM ). Bila AHG hewan yng dimurnikan ditambahkan ke sel darah manusia yang terbungkus dengan imono globulin atau komponen – komponen, aglutinasi sel darah merah menunjukan tes positif.

TES COOMBS LANGSUNG

Ini digunakan untuk mendeteksi antibodi atau komplemen pada permukaan sel darah merah, dimana sensitisasi telah terjadi invivo. Reagen AHG ditambahkan ke sel darah merah yang telah dicuci dan aglutinasi menunjukan tes positif.
Tes Coombs Langsung positif ditemukan pada :
a. Penyakit Haemolitik bayi baru lahir,
b. Anemia Haemolitik Oto imun,
c. Anemia Haemolitik karena obat,
d. Reaksi tranfusi haemoliti.
TES COOMBS TIDAK LANGSUNG
Ini dipakai untuk mendeteksi antibodi golongan darah dalam serum. Ini merupakan prosedur dua tahap; langkah pertama menyangkut inkubasi sel darah merah tes dengan serum; pada langkah kedua, sel darah merah dicuci bersih dengan air garam untuk mengeluarkan globulin bebas. Reagen AHG kemudian ditambahkan ke sel darah merah yang telah dicuci. Aglutinasi dalam tes berarti bahwa serum asli mengandung antibodi yang telah membungkus sel darah merah in vitro. Tes Coombs tidak langsung digunakan:
a. Sebagai bagian prosedur pemeriksaan silang ( cross-matchcing ) rutin untuk mendeteksi antibodi pada pasien terhadap sel darah merah donor,
b. Untuk mendeteksi antibodi golongan darah atipik dalam serum selama prosedur penyaring ( secreening ).
c. Untuk mendeteksi antibodi golongan darah pada wanita hamil.
d. Untuk mendeteksi antibodi dalam serum dan anemia Haemolitik otoimun.

KESPESIFIKAN AHG
Reagen berspektrum luas biasanya lebih disukai pada prosedur tranfusi darah normal karena ini mendeteksi antibodi maupun komponen komplemen. Reagen AHG monospesifik termasuk anti-IgG, anti-IgM, anti-IgA, anti-C3, dan anti-C4. Ini dipakai pada pemeriksaan terinci sifat antibodi golongan darah khususnya pada anemia haemolitik.
Tes pemeriksaan silang ( cross-matching ) sebelum transfusi
Sebelum transfusi darah, golongan darah pasien ditentukan. Serum diperiksa untuk antibodi atipik, dan sel darah merah dari setiap unit donor di tes dengan serum pasien. Darah golongan ABO dan rhesus D yang sama diseleksi. Pemeriksaan silang biasanya memerlukan sekitar satu jam. Bila darah dibutuhkan mendesak, tes dapat dilakukan cepat dengan membatasi tes yang dilakukan dan modifikasi teknik. Ini memang mengurangi kepekaan tes tetapi akan mendeteksi semua ketidakcocokan utama ( gross incompatibilities ). Tranfusi darah yang tak diperiksa silang pada keadaan darurat membawa risiko besar dan harus dihindari bila mungkin. Bila situasi klinis sangat mendesak tidak mempunyai waktu untuk penggolongan pasien, darah golongan O rhesus negatif yang harus di transfusikan.


KEPUSTAKAAN
British Medical Bulletin (1978) The HLA System, vol. 34.
Clinics in Haematology (1976) vol. 5.1, Blood Transfusion and Blood Products.
Ed. J.D. Cash. W.B. Saunders, Philadelphia.
Dausset J. & Svejgaard (1977) HLA and Disease. Munksgaard, Copenhagen.
Festenstein H. & Demant P. (1978) HLA and H-2. Basic Immunogenetics, Bio-
Logy and clinical Relevance. Edward Arnold, London.

Kamis, 04 November 2010

killing me inside

Gw ngefans sama killing me inside, mereka punya skill. yang gw banggakan sama killing me gaya rambutnya yang screamo. kami merintis band kampus yang aliran musiknya hampir sama dengan killing me. walaupun masih keterbatasan personil.